BINTANG TAK LAGI BERSINAR
By : Arie Aprianti
Awan itu
bagaikan gumpalan kapas yang kelembutannya senantiasa menyentuh hati ku
nurani ku
terenggut saat kehendakmu tak bisa lagi kucampakan
apa daya ketika
bibir ini tak bisa lagi berkata
dan apa guna
ketika air mata ini mengalir
dirimu
menghilang ditelan waktu yang menguraikan detik demi detiknya
Tak apa untuk
ku, hanya saja aku selalu ragu tentang kesetiaanmu
ketika
musim salju berganti gugur hanya ada
satu pohon yang berdiri menunggu musim
berganti kembali
aku tak mengerti
mengapa daun daun itu berjatuhan
ucapan rindu ini
tak berharga lagi dihadapan mu
ukiran perasaan
ini tak kulihat lagi di atas langit biru
namun hanya ada
satu goresan tinta merah merona
bukan kata benci
yang ku lukiskan melainkan
kata I MISS YOU
yang ku kirimkan melalui hembusan angin yang berpetualang
waktu dan jarak
yang mungkin tak akan mempertemukan kita di esok hari
mengingat akan
segores luka yang kau tanam disudut hatiku.
hari hari ku
hancur membentuk serpihan kertas
dan kemudian kusatukan
kembali untuk menjadi origami berbentuk dua hati yang bersatu
hanya air mata
yang dapat mewakili satu harapan sunyi untuk berjumpa dengan sosokmu
gundah ku selalu
menjadi curahan batin yang pekat dengan namamu
rinduku bagaikan
benalu yang memberi kesaksian bisu atas perasaan ini
ceriaku hilang
aura ku bagaikan
langit mendung yang ditemani lembayung senja
bintangku
tak lagi bersinar ketika kau tak lagi disisiku.
0 komentar :
Posting Komentar